DEWAN SETUJUI PENJADWALAN UTANG LN INDONESIA
13-04-2009 /
PIMPINAN
Dewan Menyambut baik usulan penjadwalan utang Luar Negeri (Re-schedulling) yang jatuh tempo pada tahun 2009.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPR Agung Laksono saat membuka Rapat Paripurna Masa Persidangan IV, di Gedung Nusantara II, Senin, (13/4).
“Seperti diketahui stok utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri swasta masih cukup besar. Menurut laporan dari Departemen Keuangan, fluktuasi nilai tukar mata uang dunia telah membuat stock utang luar negeri Pemerintah melonjak sebesar USD 5,87 Miliar menjadi USD 65,45 Miliar atau setara dengan Rp.785 Triliun,â€kata Agung Laksono di hadapan anggota Dewan lainnya.
Menurut Agung, beban utang luar negeri tersebut juga bisa bertambah karena pada saat jatuh tempo kemungkinan nilai Rupiah sedang terdepresiasi terhadap Dollar Amerika Serikat.
Ia mengatakan, penjadwalan utang langkah baik tetapi tidak akan mengurangi jumlah utang luar negeri (out standing loan) yang harus dibayar dan apabila menunggak pembayaran utang luar negeri nantinya akan lebih buruk karena masuk kategori default
Apabila negara-negara donor tidak memberikan penjadwalan kembali (re-scheduling) utang luar negeri Indonesia, papar Agung, nantinya akan berdampak pada peningkatan kurs Rupiah, karena kebutuhan terhadap mata uang Dollar AS cenderung tinggi.
“Pemerintah perlu mengantisipasi hal tersebut di atas guna menjaga stabilitas kurs Rupiah terhadap Dolar AS yang sudah terdepresiasi jauh di atas patokan APBN 2009 sebesar Rp. 9.300 per Dolar AS. Sedangkan saat ini kurs berkisar sekitar Rp.12.000-Rp.12.500 per Dolar AS,â€terang Agung. (si)